Bendera
negara kita yang begitu diperjuangkan para pendahulu kita memang hanyalah kain
merah dan putih.
Tapi
apakah hanya sebatas itu?
Jawabanya
adalah TIDAK!
Sekali
lagi TIDAK!
Saat ini
kita telah diberi kebebasan memberi hormat kepada bendera, tanpa ada batasan
maupun larangan. Bayangkan saja ketika dulu kita terancam dibunuh kaum
penjajah kalau kita memasang bendera merah putih, apalagi menghormatinya. Namun
sekarang kita tidak perlu khawatir akan adanya peluru yang datang dari
kiri-kanan kita jika kita menghormati bendera kita.
Bendera
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara,
adalah ‘Sang Merah Putih’. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk
empat persegi panjang.
Namun
bangsa ini seakan kehilangan jati dirinya. Semua dianggap dapat dibayar dengan
uang. Korupsi dimana-mana, keadilan selalu hanya tajam kebawah, penjajahan
ekonomi asing merajalela. Bahkan banyak orang mulai melupakan hakikat Pancasila
dan Sang Merah Putih. Hal inilah yang membuat bangsa ini memiliki krisis
nasionalisme di pikiran pikiran rakyatnya.
Memang tidak
ada lagi pekikan kata “MERDEKA!!!” yang diteriakkan oleh rakyat di
jalan-jalan. Karena memang bangsa kita telah merdeka dari penjajahan kolonial.
Baiklah, memang kata itu mungkin sudah tidak cocok diucapkan selain di masa –
masa peringatan proklamasi. Tetapi, apakah dengan mulai redupnya kata itu, kita
juga kehilangan rasa nasionalisme kita.
Kurangnya
nasionalisme dan hilangnya spirit kemerdekaan di kalangan generasi penerus
bangsa saat ini ternyata membawa dampak atau pengaruh yang cukup besar terhadap
keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekarang ini. Berbagai
pengaruh globalisasi dan informasi dan kurangnya pendidikan fisik terutama di
bidang kesejarahan seakan menjadi ancaman serius bagi generasi muda dalam
memaknai dan menggelorakan semangat kemerdekaan di dalam jiwa mereka.
Salah
satu faktor penyebab utama dari memudarnya semangat nasionalisme dan kebangsaan
dari generasi penerus bangsa yaitu diberikanya contoh yang salah dan kurang
mendidik yang diperlihatkan generasi tua atau kaum tua yang cenderung
mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya daripada mendahulukan
kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia. Mereka seakan larut dalam euforia
untuk mensejahterakan diri sendiri tanpa melihat bagaimana fenomena yang terjadi
di negara kita sekarang ini. Pengaruh kemiskinan yang sekaligus berimbas kepada
kebodohan bangsa belum menjadi perhatian serius dari generasi tua atau para
elite-elite politik bangsa ini.
Kendatipun
demikian, pengaruh perkembangan informasi dan era globalisasi yang mulai
merebak di negara kita juga menjadi momok yang sangat menakutkan bagi generasi
muda. Mereka sudah mulai meninggalkan kebudayaan asli Indonesia dan itu
diperkuat lagi dengan semangat globalisasi yang begitu kental dan digelorakan
oleh pihak luar atau bangsa asing. Generasi muda seakan telah meninggalkan ciri
khas kebangsaan dan mulai terpengaruh dengan budaya-budaya asing yang mulai
menunjukkan taji-nya dan sekaligus telah menguasai seluruh aspek kehidupan di
negara kita.
Adapun
pengaruh lainnya dari hilangnya spirit kemerdekaan di dalam jiwa generasi muda
adalah kegagalan pemerintah dalam menumbuhkan sikap cinta tanah air lewat
pendidikan fisik (physic education) terutama melalui pendidikan sejarah.
Pemerintah mulai melupakan bagaimana perjuangan rakyat Indonesia tempo dulu dalam
meraih dan mempertahankan kemerdekaan. Sehingga romantika kesejarahan ini tidak
lagi dirasakan oleh generasi muda sekarang ini, akibat tidak adanya pendidikan
khusus yang diberikan pemerintah pusat kepada mereka. Pemerintah hanya
mementingkan ideologi para penguasa namun kurang peduli terhadap masa depan
bangsa dan rakyatnya sehingga rasa kebangsaan (nation) tidak terlihat dari
generasi penerus bangsa sekarang.
Untuk
itu, pemerintah hendaknya perlu mawas diri dan melakukan koreksi atau evaluasi
diri dalam melakukan tindakan serta mulai memberdayakan generasi muda penerus
bangsa supaya dapat memaknai arti dari Kemerdekaan Republik Indonesia. Disamping
itu, pemerintah juga diharapkan tidak lagi menonjolkan egoisme pribadi dan
golongan. Akan tetapi mulai peduli terhadap kepentingan rakyat dan bangsanya
dan mulai memberikan tempat atau porsi lebih kepada pendidikan fisik bagi
generasi muda. Contohnya pendidikan kewarganegaraan (PKN) dan tidak lagi
mengalami intervensi dari pihak manapun juga. Sedangkan bagi generasi muda
penerus bangsa juga harus mengetahui dan merasakan makna kemerdekaan yang
sesungguhnya dan tidak mudah terpengaruh dengan era globalisasi dan informasi
yang semakin hari semakin canggih dan berkualitas tinggi.
Kita
berharap, para pemimpin negeri ini dapat mendengar dan melihat keadaan rakyat
sekarang ini. Agar para pemimpin lebih berhati nurani dan mementingkan
kejahteraan rakyat dan negara. Kata merdeka sangat bermakna sekali, karena
identik dengan kebebasan, walau tak sama. Merdeka adalah bebas dari
kesewenang-wenangan, bebas dari kemunafikan, dan bebas dari ketidakadilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar